Saturday, March 2, 2013

Cerpen - The Pain Of Love



Mendapatkan perasaan yang sama dari seseorang yang kita sayangi pasti akan terasa jauh lebih melegakan, bahkan menyenangkan, karena tak selayaknya cinta itu selalu terpendam, seandainya gadis ini mempunyai keberanian yang lebih untuk mengungkapkan perasaannya terhadap laki-laki yang di sukainya sejak lama. Namun waktu yang terus berjalan dan perasaan itu tak berbentuk namun hanya dapat disentuh baginya yang mempunyai keinginan yang utuh bukan hanya kebutuhan, perasaan juga semacam ungkapan penerimaan dan penolakan, sebuah rasa yang selalu membawa seseorang berada dipersimpangan, ia juga dapat membuang mimpi-mimpi bahkan menumbuhkan harapan atau sebaliknya dapat menusuk, merobekan sebuah asa dan menenggelamkan sebuah keberanian seseorang, karena cinta dapat membentuk sebuah harapan bahkan penyiksaan. 

Fiola hanyalah gadis biasa, dan sederhana, dia hanya terdiam merenung dikamar tidurnya, disampingnya Rani sepupunya hanya terheran memandanginya. “La, kamu kenapa bengong terus, Ada masalah dikampus?” lamunannya terpecah “hah? Eh engga ran, aku lg ada masalah aja diluar kampus”  sambil menghela nafasnya “pasti problem sama Randy ya? Kenapa lagi sih dia, sibuk terus sama skripsinya?”
“yah begitulah, aku rasanya mau putus aja sama dia” rani yang asik mendengarkan mp4 player dan merebahkan badannya dikasur langsung duduk disampingnya “serius la? Kamu kan cinta mati sama dia, kenapa tiba-tiba terbesit keinginan buat putus”
“entahlah ran, aku rasanya sudah mati rasa, tapi ga cinta mati juga ran kamu ini selalu berlebihan…” tatapnya hampa.
“well... aku tau cinta mati mu siapa, masih saja masa lalu itu, yaudah sih lupain aja, sekarang kisahmu sama randy, jangan sampai yg dulu-dulu keulang.”
Fiola hanya terdiam menanggapi celotehan sepupunya itu. Iya sedikit mengiyakan pemikiran sepupunya, karena setiap menjalani hubungan dengan seseorang pasti fiola tidak pernah sepenuhnya dan selalu cepat berakhir, bagaimana tidak cepat berakhir, dia masih menyimpan rasa untuk masa lalunya yang entah dimana letak masuk akal atau tidaknya. Dia pernah menyukai seorang kakak kelasnya, hanya sekedar suka tapi berkepanjangan. Astaga!

            Suasana riuh dikampus setelah jam kuliah selsai disebuah universitas ternama “La, langsung balik apa makan dulu nih?” Lana dan Tania sahabat baik Fiola yang terlihat bosan dengan materi yang dosennya berikan. “kalian makan dulu aja, gue ada janji sama randy nih sorry ya gak nemenin”
“oke, no problem bebs…” Lana dan Tania pun mengerti karena sahabatnya tau dia dan Randy sedang ada masalah yang ingin dia selsaikan. Randy laki-laki yang serius cenderung pendiam dan tidak terbuka belakangan ini membuat fikiran Fiola resah, dia merasa sama sekali tidak dihiraukan dan  merasa asing, kenapa gadis itu harus bertahan dengan sikap randy yang seperti tidak menanggapnya.  Dia berniat menemui Randy dan menyelsaikan masalahnya.
“Selamat pagi princess” sapa randy saat Fiola menghampirinya diperpustakaan kampus yang telah mereka sepakati untuk bertemu.
“hey ran, udah lama ya kita ga ketemu”
“iya fi, kamu kan tau sibuknya aku gimana. Aku harap kamu ngerti keadaan ya sayang”
“ya, aku mengerti. Skripsimu menyita waktumu saat ini, dan aku ga permasalahin itu, cuman ada sesuatu aja yang mau aku omongin sama kamu”
Randy mendekat memegang tangannya “apa?” tanyanya cemas.
“aku ngerasa aja kita harus mengakhiri semua ini ran” randy shock
“loh fi kamu kenapa? Ada apa kok ngomong gitu, aku tau aku ga ada waktu untuk kamu, tapi bukan berarti aku ga perduli sama kamu” tegasnya.
“ran, bukan itu, aku ngerasa aja aku sama kamu sekarang lebih asing. Dan aku gatau terlintas muncul pemikiran seperti itu”
“ayolah Fi, kamu jangan berfikir kita asing. Aku sama kamu baik-baik aja, aku gamau putus fi tolong kali ini aja kamu faham aku gamau kehilangan kamu fi”. Randy langsung memeluknya
Fiola menarik nafas “maafin aku ran, harusnya aku ga ngomong gini, maaf” ia membalas pelukannya.

Akhirnya dia merasakan Randy kembali menjadi dirinya, ia berharap keadaannya membaik, ketika mereka berbincang-bincang seorang teman randy menghampiri.
“wey bro, disini rupanya gue cariin dari tadi” sapa Haikal dan mereka pun berjabat tangan
“eh, ada fiola juga ternyata”. Ia pun tersenyum pada haikal, “iya kal, apa kabar?”
“baik Fi, kamu sabar aja hadapin si randy ini, emang dia sok sibuk orangnya”
Randy menyiku temannya itu dengan sikutnya, sementara fiola hanya tertawa menyaksikan tingkah konyol mereka yang diselingi canda dan gurauan itu.
Mereka memutuskan untuk makan bertiga dan setelah selsai makan randy pun pulang mengantarkan fiola.
“thanks ya ran..”
Randy menempelkan bibirnya dikening gadis itu dan menatapnya dalam “iya sama-sama princess, sekarang kamu istirahat besok harus masuk pagi”.
“iya, kamu hati-hati ya”
Sesampainya kekamar tidurnya fiola langsung melentangkan badannya dan sepupunya yang sedang tertidur pulas disampingnya karena satu kamar, dia berniat iseng pada sepupunya itu dan mencubit hidungnya sampai terbangun.
“arrrrghh fiolaaa sakit tau..” rani menjerit
“haha, tidur tuh yang bener ran kamu, badan sama kepala bias muter begitu”
“ah  biarin, ganggu orang tidur ajasih kamu, udah pulang berhasil ketemu sama Randy nya?” tanyanya penasaran. “ah kamu kepo aja urusan orang, udah dong berhasil”
“terus jadi putusnya?” fiola hanya menggeleng
“kan apa aku bilang, kalo cinta mati gak usah so soan minta putus, tar nangis aja”
Bantal langsung mendarat diwajahnya “apasih kamu ran, tidur lagi sana malah makin ngelantur aja”
Rani pun memutuskan untuk melanjutkan kembali tidurnya, Fiola mencoba menyusulnya berniat untuk melepas penatya, namun tertera dilayar dering handphone pesan bbm nya

@Dhimas Mahesa : Kamu sudah tidur La?
Senyumnya langsung mengembang, ngantuknya pun jadi hilang, lalu fiola membalas pesan singkatnya itu dengan cepat.
@Fiola putri : Belum ka dhimas, kenapa?
@Dhimas Mahesa : Gpp sih, Cuma mau bbm aja, aku ganggu ya?
@Fiola putri : Engga kok, lg apa ka?
@Dhimas Mahesa :Biasa La,aku lg lembur, banyak kerjaan suntuk
@Fiola putri : Oh gitu ya, pasti cape
@Dhimas Mahesa : Engga ko, gimana kamu sm randy?
Fiola nampaknya berfikir panjang dulu sebelum membalasnya, karena dhimas tau permasalahannya, dia sering sharing dan menceritakan masalahnya pada dhimas, entah kenapa ia begitu percaya pada laki-laki itu, setiap ada masalah dhimas lah yang pertama mengetahuinya, bagaimana tidak sebulan terakhir ini ia komunikasi dengan yang menjadi kakak kelas dulu. Dhimas mahesa adalah masa lalu yang pernah ia sukai dulu dan sekarang menjadi teman sharingnya.

@Fiola putri : Hmm.. entahlah ka, aku belum bisa mengambil keputusan, sulit rasanya buat mengambilnya, aku kadang ngerasa jenuh kadang juga engga
@Dhimas Mahesa : Haha, itu namanya kamu belum yakin, dan masih plin-plan
@Fiola putri : Mungkin, menurut ka dhimas aku harus gimana? 

Setelah beberapa menit kemudian tak ada balasan, dan terlihat kekecewaan diraut wajah fiola, dhimas tidak membalas pesannya, belakangan ini dhimas lah yang menjadi pendengar setianya.

Fiola akhir-akhir ini dekat dengan dhimas, dialah orang yang saat ini menjadi pendengar setianya, selain sepupunya itu, tanpa terasa dia merasakan hal aneh seperti desiran yang hebat dihatinya, perasaan senang dan nyaman saat mereka berkomunikasi meskipun tak secara langsung, mungkin perasaan yang saat dulu mulai muncul kembali. Sebuah perasaan yang sudah lama dia lupakan sementara waktu. Fikirannya pun kembali menerawang ke masa lalunya…..


Pagi itu suasana sekolah menengah cerah, terdapat sepasang sahabat yang sedang asik mengobrol “alia, kamu kayanya kok seneng gitu belakangan ini?” desak fiola
“ya dong fi, kamu kenal ga kakak kelas yang namanya dhimas?”
“dhimas yang mana?” fiola tidak mengerti apa yang sedang sahabatnya katakan, alia adalah sahabat barunya pas ia masuk sekolah menengah pertama mereka berdua bersahabat, selain duduk bersama mereka juga sering bercerita sehingga kedekatan dan keakraban bisa terjalin.
Saat mereka sibuk berbincang, dhimas pun kebetulan lewat dihadapan mereka
“itu, kakak kelas yang itu” alia menunjukkan orang yang ia maksud, lalu fiola pun menoleh kearah yang ditunjukkan
“oh itu, iya aku kenal” alia menoleh senang “serius kamu kenal fi?”
Fiola mengangguk, “iya, dia satu daerah rumahnya sama aku al”
“wah artinya aku bisa minta tolong dong sama kamu, buat deket sama dia?” alia terlihat sumringah, dan fiola pun mengangguk, bagaimana tidak, ia tidak bisa menolak untuk membantu sahabatnya itu, sementara alia menarik tangannya untuk kembali kekelas.
“yuk ah fi, kita masuk kelas, aku malu disini banyak kakak kelas ”
Entah kenapa fiola merasakan hatinya sesak, berat dan merasakan sakit dan dia berusaha tersenyum.
Beberapa minggu ini fiola membantu alia untuk berkomunikasi dengan dhimas, tanpa harus berusaha keras mereka berduapun dekat, karena kebetulan ternyata dhimas pun mempunyai perasaan yang sama terhadap alia, dan seperti yang ia harapkan mereka berduapun akhirnya jadian.
“fi…. Aku seneng banget deh fi, ka dhimas itu orangnya baik, romantis………”
“oh, ya? Bagus dong al” ia berusaha menetralisir rasa sakit didalam hatinya.
Setelah itu dhimas menghampiri mereka “hey al, kita pulang bareng yuk”
“eh, ka dhimas ayo, oh iya fi kamu mau ikutan bareng?”
“eh, engga al, kamu duluan aja” lalu dhimas tersenyum “oh gitu ya, yaudah kami duluan ya ”
Berat sekali rasanya, entah apa yang dirasakannya sekarang, ia tidak mengerti apa yang sedang ia rasakan, ia harusnya tak mempunyai perasaan seperti ini pada seseorang itu, sementara kakak kelas yang ia sukai itu saling menyukai dengan sahabatnya sendiri, dan ia harus memilih untuk tidak menyimpannya. Fiola menarik nafas dalam-dalam.
“yah, aku rasa bisa melupakannya”  ia bicara untuk meyakinkan dirinya sendiri terhadap apa yang telah terjadi

*Beberapa tahunpun berlalu, sampai saat ini ketika ia bertemu kembali dengan masa lalunya, dan  butuh beberapa tahun untuk melupakannya, namun pada akhirnya ia dapat kembali berkomunikasi dengan dhimas.
Sore itu dirumah nya “fi….. fiola, sini bentar deh” rani mencari-cari baju dilemari
“apasih ran? Kamu kenapa berantakin lemari yang tidak berdosa ini” fiola menghampiri sepupunya itu
“ah kamu lebay, ini deh aku lagi nyari baju yang cocok buat makan malam sama lean”
“oh dear, baju yang mana ajak cocok buat kamu, asal ga norak dan biasa aja” sambil mengambil salah satu gantungan baju yang cocok untuk rani.
“kamu pinter milih baju fi, apa jadinya aku tanpa kamu” fiola hanya tersenyum gondok menghadapi sepupunya itu “dasar kamu ran, berlebihan banget”
“kamu ga jalan tar malam sama randy fi?” fiola menggeleng “seperti biasa ran, mana pernah aku jalan sama orang yang sibuk begitu” rani mengangguk “oh iya, ya sabarin aja ya fi, itu pilihan” fiola menghela nafas “selalu kok ran”.
Beberapa minggupun berlalu, fiola merasakan randy berubah kembali menjadi asing, dia sudah tidak bisa meneruskan hubungannya lagi, lalu ia memutuskan untuk berpisah, awalnya randy tidak menyetujui nya, namun keinginan fiola sudah bulat, ia sudah tidak mempunyai perasaan apapun pada randy entah dari sikapnya randy yang asing atau tekanan lain, disisi lain dia merasa tak enak pada teman masa SMA nya yang dulu pernah menyukai randy, lalu ia saat ini memutuskan untuk sendiri dan tentu saja permasalahan inipun ia ceritakan pada sepupunya dan pada dhimas.
            Dhimas setia mendengar keluh kesahnya, namun belakangan ini kondisi fiola sedang menurun.
@Dhimas Mahesa : kamu sakit apa fi?
@fiola putri : sakit biasa doing, gaenak badan
@Dhimas mahesa : demam? Diobatin dong
@fiola putri : iya, udh diobatin kok
@Dhimas Mahesa : yaudah cepet sembuh, nanti kalo sembuh dibeliin cokelat
@fiola Putri : bener ya

Fiola mulai merasa senang dan semakin nyaman, walaupun ia sudah tidak bersama randy lagi, ia merasa dekat dengan dhimas yang mebuat hari-harinya senang, meskipun dia tidak tahu bagaimana perasaan dhimas terhadapnya.
“belakangan ini kamu semakin deket sama dhimas fi?” Tanya rani disela sela kesibukannya mengerjakan tugas seperti biasa keduanya saling tau apa yang terjadi pada dirinya. “yah, begitulah”
“aku yakin, ka dhimas suka sama lo”
“ah aku gamau terlalu berharap ran”
“tapi aku yakin fi, dia baik kamu sakit aja dia khawatir, itu ada kemajuan dong bagus kalo dia juga punya perasaan ke kamu” fiola menahan nafas
“gataulah ran, aku sih maunya gitu, tapi kan perasaan mana ada yang tau”

Keesokan malamnya fiola dan dhimas berencana bertemu, lalu mereka nonton bioskop bersama, fiola merasakan kenyamanan, perasaan yang lama telah ia lupakan kini kembali mencuat, ada getaran hebat dihatinya, ketika perjalanan pulang ia merasakan hal yang beda pada diri dhimas, ini pertama kalinya ia pergi bersama orang yang ia sayangi dimasa dulunya, dhimas yang sangat ramah, serta menemukan keteduhan didalam sorotan matanya. Dalam perjalanan mereka tak habis bahan cerita, sesekali mereka bertukar pendapat tentang kesibukannya. Saat diperjalanan pulang dhimas dengan sepeda motornya ia sangat ‘keren’ mungkin dimata gadis itu, karena bagaimana tidak ia menyetir degan kecepatan yang sangat lumayan yang membuat gadis itu takut akan tetapi dhimas menenangkan dan meyakinkannya. 

Belakangan ini fiola teramat senang karena merasakan kedekatannya dg dhimas, akan tetapi dia resah tidak tau apa yang dhimas rasakan terhadapnya. Ia merasakan rindu tapi tak tahu bagaimana memulai, karena dulu ia pernah merasa patah hati dan takut hal itu terulang, sehingga dia memutuskan untuk mencoba menunggu dhimas dan petrasaannya terbalaskan. Tapi disisi lain ia sangat takut pada kenyataan bagaimana kalo seandainya lelaki itu tidak mempunyai rasa apa-apa terhadapnya, berarti ia harus siap untuk terluka kembali.


Namun beberapa hari kemudian gadis itu tidak lagi berkomunikasi dengan dhimas, ia merasakan ada sesuatu hal yang aneh dia penasaran apakah dirinya telah melakukan kesalahan atau tidak pada dia. Banyak pertanyaan dalam dirinya, sikapnya pun uring-uringan sehingga sepupunya pun merasakannya, ia tidak mungkin memulai komunikasi duluan, karena biasanya dhimas sendiri lah yang selalu memulainya,  ia merasa dirinya sepi.
“kamu kenapa sih fi? Gada kabar lagi dar mas mu itu?” sambil menyodorkan cokelas panas dan duduk di bangku samping fiola
“gatau ran, aku bingung sepertinya memang dia ga tertarik sedikitpun sama aku”
“loh, ga mungkin kalo engga ada feel lantas perlakuan dia selama ini ke kamu apa? Aku yakin dia cowok baik-baik dan ga mungkin bersikap ramah sama semua cewek”
“ya siapa tau aja dia emang suka bersikap baik sama siapapun kan?”
“fi ko jadi nethink begini, kamu sendiri yang bilang dhimas itu cuek orangnya, sama mantannya pun cuek, tapi ke kamu selama ini dia perhatian, itusih menurut penilaian aku”
“iyasih, kita liat aja ntar, aku Cuma khawatir aja takut dia kenapa-kenapa”
“cie yang khawatir, yaudah yuk tidur udah larut malam nih” tanpa disadari rani sudah menguap beberapa kali sepanjang ia mengobrol.
Setelah memutuskan untuk tidur, fiola terbaring menatap layar di hp nya, ia ragu sejenak ingin menanyakan kabar dhimas tapi ia kembali mengurungkan niatnya, fikirannya bercabang, apakah memang laki-laki itu tau perasaan fiola terhadapnya lalu saat ini ia sedang mencoba menghindarinya karena tidak mempunyai perasaan yang sama oh dear  gumamnya. Beberapa menit kemudian ada pesan masuk, betapa bahagianya ketika ia menatap layar ternyata dhimas yang mengirimnya pesan.

@Dhimas Mahesa : apa kabar fi?
@fiola putri :baik ka dhimas, gimana sendirinya lagi sibuk ya?
@Dhimas Mahesa : baik juga, iya sibuk fi
@fiola putri : walaupun sibuk kerja jaga kesehatan ya ka

 Ia menatap ke layar, namun beberapa menit berlalu, ternyata tak ada balasan lagi, smapai akhirnya fiola tertidur dengan hp ditangannya.
Keesokan paginya ia terbangun, lalu kembali teringat dengan mimpinya semalam, ternyata saking ia kefikiran tentang dhimas, gadis itu sempat memimpoikannya, entah apa yang dimimpikannya itu yang ia rasakan hatinya resah, fikirannya tak menentu, lalu ia langsung terbangun dan memutuskan untuk menghubungi dhimas, namun ia mengurungkan niatnya, ia berharap saat itu ada pesan dari laki-laki itu, namun kenyataannya tidak ada, lalu fiola pun bangun dari tempat tidurnya, ia baru teringat ada tugas kuliah yang harus ia selsaikan, kemudian ia meraih laptopnya dan seperti biasa mengerjakan tugas sambil membuka situs facebook-nya, tanpa disengaja ia melihat beranda dan disana tertera

Dhimas Mahesa in relationship with Lucy Mutiara



Jantungnya seakan berhenti berdetak, perasaannya terasa perih, seperti tersayat-sayat, ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, bagaimana tidak belakangan ini dhimas dekat dengannya, dan dia tidak tahu soal kedekatannya dengan perempuan lain yang saat ini telah menjadi kekasih dhimas, air matanya pun mulai meluap, hatinya terasa sakit, ada gejolak dan getaran yang hebat, rasa kecewa, sedih dan segalanya menjadi satu, ia menyesal karena kedekatannya membuat nya menjadi berharap lebih, dan akhirnya seperti ini.
“dhimas, apa kamu gatau sama perasaan aku? Atau memang kamu tau dan sengaja pura-pura gamau tau lalu kamu lakuin ini semua ke aku?”
Ia terus menangis, berbicara pada dirinya sendiri ia merasa tubuhnya lemas seketika. Melihat orang yang ia sayangi telah menjadi milik orang lain. Beberapa jam ia hanya duduk terdiam menatap laptopnya dengan tatapan kosong dan masih tak percaya. Lalu ia meraih ponselnya dan mencoba mengetik pesan
@fiola putri : hey ka semangat ya kerjanya, oia semoga langgeng sama lucy nya J
Tak perlu menunggu lama ia langsung mendapat balasannya.
@Dhimas Mahesa : ia terimakasih.

 Hanya itu balasannya, fiola berfikir kenapa ga ada hal lain yang ia bicarakan, ternyata benar dhimas memang tidak menyadari perasaannya, ia sama sekali tak memikirkannya bahkan mungkin kalau pun tau ia yakin laki-laki itu pasti berusaha menjauhinya, oh dear  perasaannya sangat teramat sakit, kalo saja ia tak menyimpan harapan lebih terhadap dhimas.
Hari-haripun berlalu, kini fiola seperti bukan dirinya, ia menjalani kehidupan dengan suasana asing, ia selalu melamun, jika kembali teringat dengan kejadian itu ia kembali menangis seperti menahan kesakitan yang ada pada dalam hatinya. Sepupunya yang mengetahui hal itu juga sangat sedih melihatnya, kini fiola menjalani hidupnya dengan tidak normal, ia sering mengurung diri, sikapnya tertutup dan banyak diam, dia pun tak lagi seceria dulu.
“udahlah fi, kamu ga mesti terlarut dalam kesedihan, kamu itu berhak bahagia, jangan mikirin orang yang ga mikirin kamu” fiola hanya terdiam 3detik kemudian ia merangkul rani yang ada dihadapanya tersebut.
“gatau ran, aku ngerasa sakit banget belum bisa nerima keadaan, aku ga percaya dhimas jadian sama perempuan itu”
“iya aku ngerti, manusiawi kok kamu ngerasa begitu wajar, tapi mau gimana lagi sekarang dhimas memilih itu untuk kehidupannya, sekarang kamu bangkin walaupun kamu sakit tapi aku yakin aka nada rencana indah buat kamu, dhimas emang bukan untu kamu mungkin”
“tapi ran, aku sangat menginginkan dhimas, sakit ran rasanya, apa dia gatau menahan perasaan selama beberapa tahun, dan dia gatau sulitnya jadi aku”
“aku ngerti fi, tapi dia Cuma masa lalu dan sekarang kamu harus kembali buat lupain dia”
Fiola hanya terdiam dan air mata dipipinya terus mengalir.
Sejak kejadian itu fiola menjadi bukan dirinya, lalu ia berusaha keras untuk melupakan dhimas dan membuang perasaannya untuk yang kedua kalinya. Ia berusaha tegar dan mengahadapi perasaannya yang bertolak belakang, ia berusha menyibukkan diri sendiri, berusaha focus dengan kuliahnya, namun setelah hari-hari yang ia jalani ia merasa mati rasa, ia tidak ingin membuka hatinya untuk siapapun karena ia sangat tau perasaannya yang tak bisa menerima lagi saat kesakitan itu terulang. Jadi semenjak itu lelaki yang berusaha mendekatinya selalu ia hindari.
ia meraih laptopnya dan mengetik sesuatu disana.....



Aku bukanlah sesuatu yang penting
Aku bukanlah siapa-siapa
Aku juga bukan dari bagian kehidupan kamu Bahkan akupun tidak lebih indah daripada masa lalu mu.
Jika dibandingkan dg apa yg kamu miliki pada saat itu aku bukan lah apa-apa
Akupun mengerti..
Aku hanya orang asing yang mecoba ingin memberi warna.
Namun aku sadari warna yang ku miliki tidaklah menarik.
Aku hanya ingin kamu tau sedikit saja perasaan ku....
Bagaimana sakitnya menahan rasa sesak
Dan selalu saja uraian air mata yang menggambarkan semua yang aku rasakan
Ku lewati dan berjalan.. 
Aku rapuh tak dapat menguasai diriku
Aku sangat lelah dengan segala kisah yang selalu memberiku kesakitan.
Meski beribu menawarkan bahagia jika aku jalani setengah hati.
Apa jadinya aku?
Rasa sunyi ini mengajarkan aku arti kesabaran
Mengajarkan artinya menghargai
Mengajarkan kesadaran bahwa seharusnya aku tak boleh berhenti disini.
Meski aku merasa sepi tapi yang aku harapkan kamu sedang bahagia disana...
(dhimas;') ) 

to be  continue ........................