Perjalanan saya ketika ke gunung Patuha saat itu sangat menyenangkan. Hari itu pada tanggal 13 oktober 2012 saya dan teman-teman geografi mengikuti Nalfisos kami berangkat pukul 09.00 wib dengan menggunakan mobil tronton, perjalanannya lancar tetapi saat diperjalanan tronton yang ditumpangi kami mendadak oleng dikarenakan salah satu ban nya bocor, lalu kami pun berhenti sambil menunggu ban diperbaiki. Setelah beberapa lama kemudian perjalananpun dilanjutkan.
Setelah memasuki tol kami memiilih untuk berhenti disuatu tempat istirahat untuk solat, istirahat dan makan, setelah 1 jam kemudian perjalanan kembali dilanjutkan. Sesampainya di area tempat kemah tepatnya di desa Ciwidey Bandung disambut dengan udara yang begitu dingin menusuk, dengan cuaca sangat mendung, dan disana kami turun ditempat pemberhentian. Senior kami langsung mengumpulkan kami perkelompok lalu kami ke tempat kemah yg disediakan dan disana kami bersama mendirikan tenda.
Setelah itu kami dikumpulkan kembali untuk pengarahan, makan dan istirahat. Malam harinya tepat pukul 3 kami dibangunkan untuk mengikuti solat tahajud bersama, lalu dilanjut dengan solat subuh dan kemudian istirahat untuk mandi, setelah itu kami berolah raga bersama. Selesai berolah raga kami berkumpul lalu sarapan dan kemudian kami kumpul kembali perkelompok untuk mendaki gunung patuha, setelah menempuh kurang lebih sekitar 2 jam perjalanan dengan berjalan kaki, mendaki turun dan naik gunung, suasana kami lewati dengan riang, namun lelah, kelompok kami bekerja sama untuk saling membantu disaat ada yang lelah kami istirahat. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama akhirnya kami pun sampai tepat pada puncaknya. Suasananya sangat dingin sekali, pemandangan yang sangat indah dengan batuan kapur, kawah berwarna hijau ke kuning-kuningan, kawah putih dan batuan yang sangat indah, banyak juga disana tumbuhan yg khas, selain itu banyak pula pengunjung yang menikmati keindahan tersebut. Sesampainya disana kami beristirahat, duduk sesuai kelompok dan mendengarkan materi atau penjelasan dari para senior tentang kawah putih dan sejarahnya gunung patuha. Kemudian setelah itu kami berfoto ria perkelompok setelah itu kami kembali pulang, namun kali ini tidak berjalan kaki tapi menaiki kendaraan umum angkot wisata yang tersedia di daerah itu.
Sesampainya di kemah kami beristirahat solat dan makan, lalu dikumpulkan kembali untuk melanjutkan kegiatan yaitu outbound, sebelum outbound kami dibagi kelompok kembali, lalu perkelompok melewati pos satu demi satu, disana kami di tes baris-berbaris, lalu bagaimana kekompakan dan kerja sama dan pengenalan senior lainnya. Dalam sesi outbound ini lumayan sangat lelah sekali dan memakan waktu yang cukup lama sehingga pas selesai hujan turun disana kami kedinginan dan banyak sekali yang tumbang atau sakit. Kami istirahat untuk mandi makan dan membuat yel-yel per kelompok mentor. Malam harinya kami berkumpul bersama setelah hujan reda berkumpul untuk acara makrab atau malam pengakraban antara senior dan junior dan perkenalan perangkatan sambil menyaksikan api unggun. Cuaca disana sangat dingin. Malam kian larut sampai acara pun berakhir dan ka mi semua tidur.
Pagi harinya bangun
lalu olah raga bersama dan sarapan pagi, setelah itu dilakukan acara penanaman
pohon dan papan himbauan perkelompok. Selesai acara tersebut kami semua
membereskan tenda, berkemas dan siap-siap untuk pulang. Setelah rapi kami
dikumpulkan kembali lalu pengumuman maba terbaik dan panitia nalfisos dan maba
saling bersalaman meminta maaf, kemudian pulang. Saat diperjalanan pulang kami
tertidur mungkin karena kecapean. Pokonya acara nalfisos ini sangat berkesan,
banyak menambah pengalaman dan pengajaran, disini kami dapat belajar bagaimana
kebersamaan, berbagi, mencintai alam. Kakak senior yang baik, teman yang baik
dan buruk dapat diketahui dalam acara ini.
Pemandangan yang begitu mempesona dan ternyata alam ini indah sekali, aku mencintai Indonesia
Berada di ketinggian 2.434 meter dari
permukaan laut (mdpl), Kawah Putih Gunung Patuha merupakan lokasi yang
paling banyak diminati wisatawan.
Dengan
suhu udara antara 8 hingga 22 derajat celcius, membuat wisatawan betah
berlama-lama di lokasi ini karena udaranya yang sejuk.
Bahkan di musim tertentu, suhu
di sini dapat mencapai 0-2 derajat celcius, maka tidak heran kabut tebal
sering menutupi kawah ini.
Berdasarkan cerita masyarakat
sekitar, pada jaman dahulu lokasi ini pernah ditakuti karena dianggap
angker oleh warga, karena penduduk setempat sering menemukan hewan,
khususnya burung yang mati ketika melewati kawah ini.
Namun setelah dilakukan
penelitian oleh seorang ilmuwan Belanda-Jerman, Dr.Franz Wilhelm pada
tahun 1837, penyebabnya adalah karena ada semburan lava belerang yang
diikuti bau yang sangat menyengat di atas permukaan kawah.
Menurut informasi, kawah ini
merupakan salah satu kawah dengan kadar keasaman belerang tertinggi di
dunia. Dulu pemerintahan kolonial Belanda pernah membangun pabrik
belerang di tempat ini.
Beberapa peneliti menyebutkan
Gunung Patuha masih tergolong gunung berapi aktif, sehingga di beberapa
titik masih ditemukan pancaran kawah yang masih bergejolak.
Selain
pemandangan kawah putih, pengunjung juga dapat menemukan sebuah goa
sedalam lima meter yang pernah dipakai sebagai tambang belerang.
Sebelum tiba di Kawah Putih,
pengunjung terlebih dahulu akan dimanjakan dengan pemandangan khas
pedesaan, seperti hamparan sawah, perkebunan, hutan-hutan pinus dan
jalur kereta api tua yang merupakan saksi sejarah perjuangan Indonesia.
Dari Kota Bandung, wisatawan
masih harus menempuh jarak sejauh 46 kilometer atau sekitar 2,5 jam
perjalanan menuju Selatan Kota Bandung.
Setibanya di pintu masuk kawasan
wisata Ciwidey, pengunjung masih harus menempuh perjalanan sekitar lima
kilometer ke dalam kawasan hutan hujan tropis.
Untuk memasuki obyek wisata
Kawah Putih, pengunjung cukup mengeluarkan kocek sebesar Rp 7.500 per
orang untuk tiket masuk, dan Rp 2000 rupiah bagi kendaraan motor, serta
Rp 5.000 untuk mobil.
Nama Kawah Putih sendiri diambil dari warna tanah bercampur belerang hasil letusan gunung yang berwarna putih.
Obyek wisata Kawah Putih mulai
dikembangkan oleh pihak Perhutani pada tahun 1987. Air kawah yang kadang
berubah-ubah warna seperti kehijauan akibat pancaran sinar matahari,
menambah pesona keindahannya.
Batang-batang pohon kering yang
berada di sekitar kawah menciptakan suasana wisata yang sedikit berbeda.
Kawah Putih juga sering dijadikan lokasi untuk pemotretan atau
pembuatan film.
Selain pesona kawah, berbagai jenis flora dan fauna turut memperkaya keberadaan tempat wisata ini.
Bila
beruntung, Anda akan berjumpa dengan berbagai satwa seperti monyet ekor
panjang, burung elang, babi hutan, kancil, bahkan macan tutul dan macan
kumbang yang memang masih banyak dijumpai di gunung-gunung di Jawa
Barat.
Untuk mencapai lokasi wisata
Kawah Putih, wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum dari Terminal
Bus Leuwipanjang Bandung, lalu menggunakan angkutan kota (angkot) yang
langsung menuju lokasi wisata, atau naik bus Sukaraja jurusan
Bandung-Ciwidey menuju pintu masuk Kawah Putih. Dari sini Anda harus
berjalan kaki sejauh 5 kilometer menuju kawah.
Gunung Patuha, kurang lebih 2300
diatas permukaan laut, sebelah selatan kota Bandung menyimpan suatu
misteri dimasa lampau. Masyarakat menganggap Gunung Patuha merupakan
kawasan yang angker, mereka menganggap puncak Gunung Patuha dulu
merupakan tempat pertemuan para leluhur Bandung Selatan. Tak seorang pun
berani menjamahnya. Bahkan, karena angkernya, burung yang melewati
kawah pun akan mati.
Tetapi,
misteri yang sudah menjadi turun – temurun itu mulai punah setelah
terungkap oleh seorang ilmuwan Belanda peranakan Jerman, Dr. Franz
Wilhelm Junghun, yang juga seorang pengusaha perkebunan Belanda yang
mencintai kelestarian alam pada tahun 1837.
No comments:
Post a Comment